SURVEY EVALUSASI KURIKULUM

AMAT RIDUAN
SURVEY EVALUSASI KURIKULUM




Sekolah Dasar Negeri 40/1 Bajubang Laut terletak di Jl. Teluk Berangan RT. 01 Desa  Bajubang Laut Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Mulai dari tahun 2008 sampai sekarang menggunakan kurikulum KTSP 2006.

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 

        Menurut BSNP (2006: 5) "Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan".
        Menurut Mulyasa (2006: 20-21), "KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan.
       Sesuai dengan definisi yang disampaikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), bahwa yang dimaksud dengan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
     Tujuan pendidikan tertentu dalam hal ini adalah tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum seharusnya disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan agar sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, sekolah dan peserta didik masing-masing satuan pendidikan.
      Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber data, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
      Kurikulum KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.

B. Tujuan KTSP

     Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Seperti yang kita ketahui, dalam model pengelolaan kurikulum yang sentralistik seperti kurikulum-kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia seluruh keputusan pengembangan kurikulum diatur dan ditentukan secara terpusat. Sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan secara nasional hanya berperan sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri. 
C. Model Pengembangan KTSP  
    Dalam implementasinya, terdapat beberapa model pengembangan KTSP, antara lain: 
  1. Student-Centered Activities Artinya bahwa kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik sehingga menciptakan iklim belajar yang kondusif yang dapat membangkitkan nafsu, semangat belajar. Dengan adanya iklim belajar yang kondusif akan memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar. Sebaliknya, iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
  2. Student Activity and Thinking Skill Artinya model pendekatan berdasarkan pada aktivitas kete rampilan berpikir peserta didik. Pengembangan KTSP memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sebagai contoh, luas ruangan dengan jumlah peserta didik perlu diperhatikan.
  3. Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal) Artinya kemampuan keagamaan dan keyakinan anak didik dikuatkan melalui dalil dari kitab yang tertulis dan ayat-ayat yang tercipta supaya bisa diterima melalui akal yang sehat dan bisa dibuktikan melalui pikiran yang sehat sesuai dengan intelektualitasnya berdasarkan rujukan dan rumusnya.
 D. Metode
      Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
        Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran tersendiri yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. 
       Dalam KTSP guru juga diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas peserta didik. Karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran berpusat pada peserta didik, metode ceramah perlu dikurangi.
E. Evaluasi Penilaian
        Evaluasi atau Penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil.


Diberlakukannya KTSP mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran. termasuk dalam penilaian. Mulyasa (2007: 258) menjelaskan, "Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program".

F. Kesimpulan
    Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dimana dari tim pusat hanya memberikan rancangan dari kurikulum, sedangkan untuk pengembangannya diberikan kebebasan pada sekolah masing-masing sesuai dengan potensi, karakteristik sekolah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik sekolah atau komite sekolah namun berpedoman pada SKL dan SI dan sesuai dengan panduan penyusunan kurikulum yang di buat oleh BNSP yang berdasarkan Permendikanas No. 22 Tahun 2006. Adapun dalam pengembangan KTSP ini hendaknya disesuaikan pada prinsip-prinsipnya sehingga nantinya dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam pengembangannya, KTSP memiliki tiga ranah model, yaitu student-centered activities, Student Activity and Thinking Skill, dan Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal).

PERMASALAHAN :
1. Sebagian guru masih mengadopsi RPP orang lain !
2. Sebagian guru jarang menggunakan model pada waktu mengajar !
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Masnur, Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, PT. Bumi Aksara, cet. I, 2007
Muhtadi, Ali. 2011. Prinsip dan Model Pengembangan KTSP. Yogyakarta: KTP FIP Universitas Negeri Yogyakarta.
Mulyasa.E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,  
cet.4, 2007


Muhtadi, Ali. 2011. Prinsip dan Model Pengembangan KTSP. Yogyakarta: KTP FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap






Masnur, Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, PT. Bumi Aksara, cet. I, 2007 Muhtadi, Ali. 2011. Prinsip dan Model Pengembangan KTSP. Yogyakarta: KTP FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Mulyasa.E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.4, 2007 Ibid .Hal 151 Sanjaya, Wina. Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktik KTSP. Jakarta: PT. Kencana, cet 2, 2009 Opcit. Hal, 155 Sanjaya, Budi. 2007. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (what`s Up..?!?). Diunduh tanggal 24 November 2011, dari http://guruw.wordpress.com/2007/04/30/ktsp-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan-whats-up/ Usmanto. 2011. Makalah Arah Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Diunduh tanggal 23 November 2011 dari http://usmantospdimpd.blogspot.com/2011/04/makalah-arah-pengembangan-kurikulum.html

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap


Masnur, Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, PT. Bumi Aksara, cet. I, 2007 Muhtadi, Ali. 2011. Prinsip dan Model Pengembangan KTSP. Yogyakarta: KTP FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Mulyasa.E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.4, 2007 Ibid .Hal 151 Sanjaya, Wina. Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktik KTSP. Jakarta: PT. Kencana, cet 2, 2009 Opcit. Hal, 155 Sanjaya, Budi. 2007. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (what`s Up..?!?). Diunduh tanggal 24 November 2011, dari http://guruw.wordpress.com/2007/04/30/ktsp-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan-whats-up/ Usmanto. 2011. Makalah Arah Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Diunduh tanggal 23 November 2011 dari http://usmantospdimpd.blogspot.com/2011/04/makalah-arah-pengembangan-kurikulum.html

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
 
D.Model Pengembangan KTSP Dalam implementasinya, terdapat beberapa model pengembangan KTSP, antara lain: 1. Student-Centered Activities Artinya bahwa kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik sehingga menciptakan iklim belajar yang kondusif yang dapat membangkitkan nafsu, semangat belajar. Dengan adanya iklim belajar yang kondusif akan memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar. Sebaliknya, iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Adapun iklim belajar yang kondusif dapat ditunjang dengan beberapa fasilitas, seperti: sarana Laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. 2. Student Activity and Thinking Skill Artinya model pendekatan berdasarkan pada aktivitas kete rampilan berpikir peserta didik. Pengembangan KTSP memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sebagai contoh, luas ruangan dengan jumlah peserta didik perlu diperhatikan. Jika pembelajaran dilakukan di ruangan tertutup atau di tempat terbuka perlu diperhatikan gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan sekitar. Sarana media pembelajaran juga perlu diatur dan ditata sedemikian rupa. Demikian halnya dengan penerangan jangan sampai mengganggu aktivitas belajar. 3. Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal) Artinya kemampuan keagamaan dan keyakinan anak didik dikuatkan melalui dalil dari kitab yang tertulis dan ayat-ayat yang tercipta supaya bisa diterima melalui akal yang sehat dan bisa dibuktikan melalui pikiran yang sehat sesuai dengan intelektualitasnya berdasarkan rujukan dan rumusnya. Karena agama diterima oleh akal dan wajib hukumnya dibuktikan melalui akal yang sehat, maka manusia yakin betul akan adanya Tuhan yang selalu melihat, takut betul akan dosa, dan ridha apa yang terjadi terhadap dirinya. Pada akhirnya, jadilah manusia yang betul-betul beriman lahir dan batin sehingga bisa berpikir yang cerdas dan positif dan akan selalu sabar dan qona’ah serta berakhlaqul karimah. Namun, selama ini poin yang ketiga ini belum banyak yang melaksanakan, walaupun pada dasarnya semua sudah tahu dan mengerti. Kesimpulan Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dimana dari tim pusat hanya memberikan rancangan dari kurikulum, sedangkan untuk pengembangannya diberikan kebebasan pada sekolah masing-masing sesuai dengan potensi, karakteristik sekolah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik sekolah atau komite sekolah namun berpedoman pada SKL dan SI dan sesuai dengan panduan penyusunan kurikulum yang di buat oleh BNSP yang berdasarkan Permendikanas No. 22 Tahun 2006. Adapun dalam pengembangan KTSP ini hendaknya disesuaikan pada prinsip-prinsipnya sehingga nantinya dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam pengembangannya, KTSP memiliki tiga ranah model, yaitu student-centered activities, Student Activity and Thinking Skill, dan Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal).

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Model Pengembangan KTSP Dalam implementasinya, terdapat beberapa model pengembangan KTSP, antara lain: 1. Student-Centered Activities Artinya bahwa kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik sehingga menciptakan iklim belajar yang kondusif yang dapat membangkitkan nafsu, semangat belajar. Dengan adanya iklim belajar yang kondusif akan memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar. Sebaliknya, iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Adapun iklim belajar yang kondusif dapat ditunjang dengan beberapa fasilitas, seperti: sarana Laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. 2. Student Activity and Thinking Skill Artinya model pendekatan berdasarkan pada aktivitas kete rampilan berpikir peserta didik. Pengembangan KTSP memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sebagai contoh, luas ruangan dengan jumlah peserta didik perlu diperhatikan. Jika pembelajaran dilakukan di ruangan tertutup atau di tempat terbuka perlu diperhatikan gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan sekitar. Sarana media pembelajaran juga perlu diatur dan ditata sedemikian rupa. Demikian halnya dengan penerangan jangan sampai mengganggu aktivitas belajar. 3. Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal) Artinya kemampuan keagamaan dan keyakinan anak didik dikuatkan melalui dalil dari kitab yang tertulis dan ayat-ayat yang tercipta supaya bisa diterima melalui akal yang sehat dan bisa dibuktikan melalui pikiran yang sehat sesuai dengan intelektualitasnya berdasarkan rujukan dan rumusnya. Karena agama diterima oleh akal dan wajib hukumnya dibuktikan melalui akal yang sehat, maka manusia yakin betul akan adanya Tuhan yang selalu melihat, takut betul akan dosa, dan ridha apa yang terjadi terhadap dirinya. Pada akhirnya, jadilah manusia yang betul-betul beriman lahir dan batin sehingga bisa berpikir yang cerdas dan positif dan akan selalu sabar dan qona’ah serta berakhlaqul karimah. Namun, selama ini poin yang ketiga ini belum banyak yang melaksanakan, walaupun pada dasarnya semua sudah tahu dan mengerti.

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_che

D.Model Pengembangan KTSP Dalam implementasinya, terdapat beberapa model pengembangan KTSP, antara lain: 1. Student-Centered Activities Artinya bahwa kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik sehingga menciptakan iklim belajar yang kondusif yang dapat membangkitkan nafsu, semangat belajar. Dengan adanya iklim belajar yang kondusif akan memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar. Sebaliknya, iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Adapun iklim belajar yang kondusif dapat ditunjang dengan beberapa fasilitas, seperti: sarana Laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. 2. Student Activity and Thinking Skill Artinya model pendekatan berdasarkan pada aktivitas kete rampilan berpikir peserta didik. Pengembangan KTSP memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sebagai contoh, luas ruangan dengan jumlah peserta didik perlu diperhatikan. Jika pembelajaran dilakukan di ruangan tertutup atau di tempat terbuka perlu diperhatikan gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan sekitar. Sarana media pembelajaran juga perlu diatur dan ditata sedemikian rupa. Demikian halnya dengan penerangan jangan sampai mengganggu aktivitas belajar. 3. Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal) Artinya kemampuan keagamaan dan keyakinan anak didik dikuatkan melalui dalil dari kitab yang tertulis dan ayat-ayat yang tercipta supaya bisa diterima melalui akal yang sehat dan bisa dibuktikan melalui pikiran yang sehat sesuai dengan intelektualitasnya berdasarkan rujukan dan rumusnya. Karena agama diterima oleh akal dan wajib hukumnya dibuktikan melalui akal yang sehat, maka manusia yakin betul akan adanya Tuhan yang selalu melihat, takut betul akan dosa, dan ridha apa yang terjadi terhadap dirinya. Pada akhirnya, jadilah manusia yang betul-betul beriman lahir dan batin sehingga bisa berpikir yang cerdas dan positif dan akan selalu sabar dan qona’ah serta berakhlaqul karimah. Namun, selama ini poin yang ketiga ini belum banyak yang melaksanakan, walaupun pada dasarnya semua sudah tahu dan mengerti. Kesimpulan Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dimana dari tim pusat hanya memberikan rancangan dari kurikulum, sedangkan untuk pengembangannya diberikan kebebasan pada sekolah masing-masing sesuai dengan potensi, karakteristik sekolah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik sekolah atau komite sekolah namun berpedoman pada SKL dan SI dan sesuai dengan panduan penyusunan kurikulum yang di buat oleh BNSP yang berdasarkan Permendikanas No. 22 Tahun 2006. Adapun dalam pengembangan KTSP ini hendaknya disesuaikan pada prinsip-prinsipnya sehingga nantinya dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam pengembangannya, KTSP memiliki tiga ranah model, yaitu student-centered activities, Student Activity and Thinking Skill, dan Spiritual Question and Intelektual Queton (Zikir/Agama dan Pikir/Akal).

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_che

Komentar

  1. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya...memang bu...evaluasi penilaian dilakukan pd proses pembelajaran, kebanyakan diakhir pembelajaran...

      Hapus
  2. Benar pak sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan kurikulum dengan memperhatikan SKL, SI, karakter peserta didik, karakter sekolah ,dan kultur sosial budaya, dengan turut melibatkan komite sekolah masyarakat dan pemangku kebijakan sehingga pelaksanaannya tidak bebenturan dengan aturan yang ada

    BalasHapus
  3. Setiap Kurikulum memiliki penilaian/evaluasi yg berbeda2, tetapi tujuannya ttp sama agar kurikulum dapat berjalan dngan baik. beberapa penilaian kurikulum diantarany :

    Penilaian KBK (Kurikulum Berbasis Kopetensi)
    a. Penilaian kelas
    b. Tes kemampuan dasar
    c. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi
    d. Benchmarking
    e. Penilaian program

    Penilaian KTSP
    1. Berbasis kompetensi
    2. Individual
    3. Berpusat pada siswa
    4. Tak terstruktur dan open-ended
    5. Terintegrasi dengan proses pembelajaran
    6. On-going atau berkelanjutan

    Penilaian Kurikulum 2013
    a. Penilaian kompetensi sikap
    b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
    c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

    BalasHapus
  4. Nah, tujuan pendidikan tertentu dalam hal ini adalah tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum seharusnya disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan agar sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, sekolah dan peserta didik masing-masing satuan pendidikan. 😊

    BalasHapus
  5. Evaluasi kurikulum merupakan usaha sistematis yang dilakukan untuk memperbaiki kurikulum yang masih tahap pengembangan maupun kurikulum yang telah di laksanakan agar menjadi lebih siap dimasa yang akan datang. KTSP sekolah berwewenang mengembangkan sesuai dengan culture, kondisi sekolah, karakteristik dan SKL

    BalasHapus
  6. Disetiap pelaksanaan kurikulum, guru dituntut harus lebih kreatif dalam menggunakan metode-metode pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model-model dalam pembelajaran. agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik dan agar proses belajar mengajar tersebut menjadi lebih menarik bagi siswa.

    BalasHapus
  7. Untuk mengetahui keberhasilan perjalanan sebuah kurikulum di setiap sekolah, maka sekolah harus melalukan evaluasi terhadap tujuan, materi, metode dan sistem penilaian yang telah dilaksanakan, sehingga kita akan dapat membandingkan keberhasilan nya dari waktu ke waktu.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Kurikulum menawarkan solusi, tapi yang menyelasaikan solusi itu harus pihak sekolah bersama guru-gurunya , melalui eds tentang skl, stsndar isi, standar prosrs, standar penilaian dan standar k1 dan k2 , tapi saya yakin bilamana seorang guru ...

    BalasHapus
  10. Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013
    Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.

    BalasHapus
  11. Asslmkum....Evaluasi atau Penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil.

    BalasHapus
  12. Menurut pendapat saya,kurikulum memang perlu untuk dievaluasi karena dengan evaluasi yg tepat dan berkelanjutan sangat mendukung terwujudnya suatu kurikulum yang baik

    BalasHapus
  13. Menurut pendapat saya,kurikulum memang perlu untuk dievaluasi karena dengan evaluasi yg tepat dan berkelanjutan sangat mendukung terwujudnya suatu kurikulum yang baik

    BalasHapus
  14. evaluasi kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum khususnya, dan pendidikan pada umumnya sehingga pengetahuan dan pemahaman tentang evaluasi kurikulum dituntut bagi setiap guru, kepala sekolah dan pengembang pendidikan lainnya untuk menjawab permasalahan –permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan melalui suatu proses pembenahan dan inovasi di segala sektor sehingga pada akhirnya kualitas pendidikan di tanah air kita akan meningkat.

    BalasHapus
  15. Suatu kenyataan yang harus diakui adalah bahwa SKL yang tercantum dalam Permen nomor 23 tahun 2005 adalah pengembangan lebih lanjut dari kompetensi yang dihasilkan ketika pemerintah mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi di awal tahun 2000 sampai tahun 2004. Oleh karena itu memang terjadi beberapa kelemahan konseptual dalam rumusan standar tersebut sehingga apabila ada kesulitan membedakan SKL tersebut dengan kompetensi maka hal tersebut bukan sesuatu yang men-cengangkan. Meski pun demikian, secara konseptual keberhasilan KTSP harus diukur dari SKL dan ukuran itu harus berkenaan dengan dua komponen konten yang ada pada rumusan standar yaitu substansif, sikap, dan keterampilan.

    BalasHapus
  16. Kurikulum dibenahi dikarenakan 2 hal =melihat dri hasil yh telqh di dapatkan pada kurikulum sebelumnya dqn dibenahi jika yerdqpat kekurangqn, kedua dikarenakan mengikuti apa yg dibutuhkan negara ini bukan yg di inginkan negara ini

    BalasHapus
  17. Kurikulum dibenahi dikarenakan 2 hal =melihat dri hasil yh telqh di dapatkan pada kurikulum sebelumnya dqn dibenahi jika yerdqpat kekurangqn, kedua dikarenakan mengikuti apa yg dibutuhkan negara ini bukan yg di inginkan negara ini

    BalasHapus
  18. Hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan seberapa jauh efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut

    BalasHapus
  19. pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    BalasHapus
  20. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di sekolah dilakukan dalam rangka menuju kurikulum yang ideal,efektuf dan efisien serta dapat mengikuti perkembangan zaman.Yang sasarannya adalah tercapainya target yg di tetapkan yaitu terciptanya generasi yang cerdas,terampil dan berbudaya sesuai dg nilai2 karakter bangsa yg akan membawa bangsa Indonesia lebih baik lg jedepannya

    BalasHapus
  21. Evaluasi yang dirumuskan bukanlah evaluasi yang ada sekedar untuk melihat keberhsilan siswa saja yang kemudian dinmakan evaluasi belajar, akan tetapi juga perlu diuji evaluasi yang dapat menguji keberhsilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kedua fungsi ini sangat pentig, evaluasi hasil belajar dapat mengukur sejauh mana siswa dapat mencapai target kurikulum yang kemudin memiliki arti untuk melihat kedudukan siswa dalam kelompoknya, sedangkan melaluli evaluasi proses dapat dijadikan umpan balik bagi guru dalam menentukan keberhasilan kinerjanya sehingga guru dapat memerbaiki kelemahan dalam mengajar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KURIKULUM DIPANDANG SEBAGAI SUATU SISTEM

IMPLEMENTASI K13 DAN KENDALA DALAM PELAKSANAANNYA DI SEKOLAH DASAR